Minggu, 23 Oktober 2016

Sejarah Kedokteran di Indonesia

   Assalamu'alaikum Wr Wb.
Hai teman-teman . Siapa sih yang tidak tahu apa itu dokter pasti sudah pada tahu semuakan?? Iya lah pasti sudah tahu. Tapi teman-teman apa sudah pada tahu mengenai sejarahnya...Ya sejarah asal mula terbentuknya dokter di Indonesia. Kalau begitu yuk kita langsung baca aja  !!!

     Pada zaman penjajahan Belanda, praktik kedokteran hampir seluruhnya dilakukan oleh dokter-dokter Belanda. Tahun 1847, penduduk Banyumas terserang wabah cacar. Kejadian tersebut menyadarkan pemerintah Belanda bahwa jumlah tenaga dokternya terbatas, terutama dokter-dokter militer. Mereka tidak mungkin dapat mengatasi musibah tersebut, terlebih epidemi cacar telah menyebar ke berbagai daerah. Pemerintah Belanda ketika itu meminta pendapat Dr. W. Bosch, Kepala Dinas Kesehatan, tentang kemungkinan para kepala desa diberi petunjuk yang ditulis dalam bahasa Jawa dan Melayu. Petunjuk itu berisi saran-saran dan informasi penting dalam menanggulangi penyakit dengan memanfaatkan obat obatan tradisional dan sederhana.

     Dr. W. Bosch kemudian membentuk korps kesehatan yang terdiri dari tenaga-tenaga pribumi. Pada tahun 1847 diusulkan kepada pemerintah Belanda untuk mendidik pemuda-pemuda Jawa yang berbakat, menjadi ahli-ahli kesehatan. Kala itu pemerintah kolonial Belanda memberlakukan apa yang disebut Etische Politiek (politik etis) di Hindia Belanda (Indonesia). Politik etis merupakan politik balas budi kepada bumiputra yang telah memampukan negara Belanda untuk membangun dan menjadi negara makmur. Hal ini mendorong oleh paham libral yang melanda Eropa dengan motonya liberty, egality, dan fraternity yang berdasar pada humanisme. Usul diterima, pemerintah kolonial Belanda mempunyai maksud mendidik juru cacar yang terampil dan terdidik guna diperbantukan pada tim dokter militernya.

     Program educatie, irigatie, dan emigrate yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi bumiputra, mendorong timbulnya sekolah yang semula hanya untuk belajar calistung ( membaca, menulis, dan menghitung ). Tahun 1849 dikeluarkan keputusan Gubernemen tentang penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Nederlandsch Indie ( Indonesia ) dengan tempat pendidikan di rumah sakit militer. Peserta didiknya saat itu hanya berjumlah 12 orang dan lama pendidikannya hanya 2 tahun. Lulusan pendidikan ini diberi gelar "dokter djawa". Dokter djawa ini dipekerjakan sebagai mantri penyakit cacar (vaksinateur). Pada tahun-tahun berikutnya, wewenang dokter djawa diperluas, namun masih dalam pengawasan dokter Belanda, dan untuk itu waktu pendidikan pun ditambah. Bahasa pengantar pendidikannya saat itu adalah bahasa Belanda.

     Tahun 1898 didirikan sekolah pendidikan kedokteran yang disebut STOVIA ( School tot Opleding voor Indische Artsen) yang merupakan kelanjutan dari pengembangan Sekolah Dokter Djawa yang terus-menerus mengalami perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Beberapa tahun kemudian, sekolah ini juga terbuka untuk murid keturunan Cina dan Belanda. Sebelumnya, sekolah tersebut hanya terbuka bagi penduduk pribumi.

     Tahun 1919 didirikan Cebtraal Burgerlijk Ziekenhuis (CBZ) yang sekarang disebut Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo (RSUPCM) yang dipakai sebagai rumah sakit pendidikan oleh para siswa STOVIA.

    Selain STOVIA, pemerintah kolonial Belanda juga mendirikan sekolah kedokteran di Surabaya, yaitu NIAS (Nederlands Indische Artsen School). Sejak saat itu, lahirlah dokter-dokter muda yang mengabdikan dirinya tidak saja pada dunia kesehatan di Indonesia, tetapi juga berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

    Setelah masa kemerdekaan, kedokteran di Indonesia terus berkembang. Mulailah berdiri rumah sakit, balai pengobatan, klinik, puskesmas, dan pusat-pusat pelayanan kesehatan lain hingga sekarang. Pelayanan di bidang kesehatan di Indonesia pun mengikuti perkembangan teknologi kedokteran dunia. Banyak pula dokter lulusan Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri untuk kemudian mengaplikasikan ilmunya setelah kembali ke tanah air.

   Nah itulah kiri-kira sedikit sejarah kedoktern di Indonesia. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari sejarah tersebut dan mendapat ilmu baru tentunya. Terimakasih telah membaca.  Semoga bermanfaat..

Wasalamu`alaikum Wr Wb

   
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar